Memahami hakikat menjadi
manusia, kita akan mencoba tuk memahami
‘bagaimana seharusnya’ dan ‘bagaimana sebaiknya’ manusia itu hidup
dan mengisi kehidupannya. Kita telah mengenal berbagai peristiwa dan kejadian
yang sudah kita jalani hingga hari ini. Tentu, dari Anda sekalian pernah
melakukan hal yang dulu Anda simpulkan sebagai sebuah kesalahan, dan ketika
Anda menemukan kondisi yang hampir sama pada saat ini atau di kemudian hari
maka secara otomatis Anda mengenalinya sebagai sesuatu yang harus dan sebaiknya
Anda hindari; perlakukan dengan cara lain;
atau malah mengambilnya dan memperbaikinya.
Sepanjang perjalanan
manusia mengisi kehidupan di bumi ini, sebenarnya tak ada yang berubah
sedikitpun mengenai perilaku alamiah dari manusia itu sendiri. Perkembangan
zaman yang diwarnai dengan semakin canggihnya teknologi, hanyalah bagian dari
siklus atau alur dunia itu bergerak. Tetap saja, manusialah yang menggerakkannya. Dan pada akhirnya, akan kembali ke
kondisi dimana manusia hidup di masa-masa seperti pendahulunya.
Mari coba kita bicarakan
mengenai risiko. Hal yang selalu
dihadapi manusia, namun kebanyakan manusia memilih untuk menghindarinya. Padahal,
ada banyak cara menghadapi risiko. Menghindar adalah salah satunya. Dan cara
ini yang paling populer dan dipilih kebanyakan orang.
Saya bertanya kepada
Anda, kira-kira keputusan terberat apa yang pernah Anda ambil? Dan bagaimana
akibat dari keputusan tersebut bagi hidup Anda?
Jika Anda menjadi
seorang mahasiswa, mungkin Anda pernah mengalami dilema ketika memutuskan
apakah akan lulus semester depan atau menunda di semester selanjutnya lantaran
ada mata kuliah dimana Anda mendapatkan nilai yang tidak bagus, padahal mata
kuliah itu adalah basis/ inti dari jurusan Anda berada.
Atau jika Anda adalah seorang
karyawan di sebuah perusahaan, Anda mengalami yang namanya long distance relationship (LDR) dengan pasangan Anda, atau dengan
keluarga Anda. Tentu membuat Anda selalu kepikiran,
apalagi Anda memiliki baby yang
masih kecil atau orang tua yang sedang sakit-sakitan.
Memahami
Bagaimana Seharusnya dan Sebaiknya Hidup
Setiap hari dan setiap
detik, kita pasti menghadapi yang namanya risiko. Yang membedakan kita dengan
orang lain adalah bagaimana kita memanajemen risiko yang ada. Bisa saja,
sama-sama mahasiswa atau karyawan dengan job-desc
yang sama, namun menghasilkan hal yang berbeda. Yang satu menghasilkan hal yang
biasa saja, yang satu menghasilkan hal yang luar biasa.
Semakin besar risiko,
semakin besar pula keuntungan yang akan diperoleh. Hukum ekonomi seperti itu.
Namun, itu juga yang membuat tak banyak orang yang benar-benar berada pada
posisi Great. Kebanyakan mereka
hanya sebatas mencapai posisi Good,
sebagaimana riset belasan tahun yang dilakukan oleh Jim Collins dan timnya,
hingga lahirlah buku yang berjudul: Good to Great, dengan pernyataan
fenomenalnya, “Good is the enemy of
great.”
Risiko selalu kita temui. Itulah
kehidupan.
Jika kita menginginkan kebahagian
hidup di dunia ini, maka cara terbaik adalah dengan memahami setiap risiko yang
akan kita hadapi. Sudut pandang sebagai pemenang haruslah kita kuasai agar
risiko yang ada tak menyiutkan nyali. Menurut Anda, mengapa ada banyak orang
sukses dan jauh lebih banyak lagi orang yang biasa saja? Yang membedakannya adalah
sudut pandang pemenang. Sudut pandang sang juara.
Dan ini yang penting: Tak peduli seberapa luas pemahamanmu akan
kesuksesan, jika kau tak memiliki sudut pandang sang juara, maka wawasanmu bagaikan hiasan foto
berbingkai.
[Desember 2016]
0 comments:
Post a Comment