Connecting the Dots

Showing posts with label Ilmu Logam. Show all posts
Showing posts with label Ilmu Logam. Show all posts

Ilmu Logam : Diagram Fase

Telah diketahui bahwa banyak macam struktur yang mungkin terjadi pada suatu paduan. Karena sifat suatu bahan banyak tergantung pada jenis, jumlah/banyaknya dan bentuk dari fase (disebut strukturmikro) yang terjadi, maka sifat akan berubah bila hal-hal diatas berubah. Karena itu perlu diketahui pada kondisi bagaimana suatu fase dapat terjadi dan pada kondisi bagaimana suatu perubahan fase akan terjadi.

Sejumlah besar data mengenai perubahan fase dari berbagai sistem paduan telah dikumpulkan dan dicatat dalam bentuk diagram yaitu diagram fase, atau dikenal juga sebagai diagram keseimbangan atau diagram ekuilibrium.

Suatu diagram fase, idealnya akan menggambarkan hubungan antara fase, komposisi dan temperatur, pada kondisi keseimbangan (ekuilibrium, yaitu kondisi dimana tidak terjadi perubahan yang tergantung pada waktu). Kondisi ekuilibrium dapat didekati dengan pemanasan dan pendinginan yang sangat lambat, sehingga bila ada perubahan fase yang harus terjadi maka akan tersedia waktu yang cukup untuk mencapai kondisi keseimbangan. 

Macam diagram fase: diagram biner, diagram terner, dst.

Jenis diagram biner:
1. Untuk sistem paduan yang saling melarutkan sempurna dalam keadaan cair, dan:
a. saling melarutkan sempurna (completely soluble) dalam keadaan padat
Garis Liquidus : garis pada kurva, awal terjadinya pembekuan
Garis Solidus : garis pada kurva, akhir pembekuan

b. saling tidak melarutkan (insoluble) dalam keadaan padat, reaksi eutektik
c. larut terbatas (partly soluble) pada keadaan padat, reaksi eutektik

d. reaksi peritektik



2. Transformasi dalam keadaan padat:
a. perubahan allotropi

b. perubahan order-disorder

c. reaksi eutektoid

d. reaksi peritektoid


Diagram fase dibuat pada suatu salib sumbu dengan temperatur sebagai ordinat, dan sebagai absisnya adalah komposisi paduan (biasanya dalam % berat).



Diagram Fasa Besi - Besi Karbida




Ilmu Logam : Susunan Paduan

Definisi


Paduan (alloy) adalah campuran bahan yang memiliki sifat-sifat logam, terdiri dari dua atau lebih komponen (unsur), dan sedikitnya satu komponen utamanya adalah logam.

Sistem paduan adalah suatu sistem yang terdiri dari semua paduan yang dapat terbentuk dari beberapa unsur dengan semua macam komposisi yang mungkin dapat dibuat. Jadi misalnya sistem paduan Fe-C adalah semua paduan yang dapat dibuat dari Fe dan C dengan segala komposisi.

Fase (phase) adalah bagian dari material, yang homogen komposisi kimia dan strukturnya, dapat dibedakan secara fisik, dapat dipisahkan secara mekanik dari bagian lain material itu.

Dalam praktek hampir tidak pernah digunakan logam murni, logam selalu dipadu dengan unsur lain. Bila logam dipadu dengan unsur lain ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi, akan terbentuk senyawa (compound), larutan padat (solid solution), atau campuran (mixture).

Gambar. (a) Substitusi, (b) Interstisial


Campuran (mixture)


Gambar. Klasifikasi Paduan

Ilmu Logam : Deformasi Plastik

Logam dikenal mempunyai sifat ulet, artinya mampu berferomasi plastik bila menerima gaya mekanik yang cukup besar. Gaya yang bekerja pada benda tentunya akan diterima juga oleh kristal, akan mendorong barisan atom dalam kristal, yang dapat memutus ikatan antar atom.


Gambar 1. Tahapan terjadinya slip: (a) gaya belum menimbulkan perubahan,
(b) satu baris atom tergeser; menimbulkan dislokasi, (c) dislokasi bergerak, dan akhirnya
(d) terjadi slip; bagian atas seluruhnya tergeser (slip) satu jarak atom.

Gambar 1 diatas menunjukkan tahapan terjadinya deformasi plastik pada logam, dalam hal ini kristalnya. Dalam logam, ikatan antar atom dapat terjadi antara atom yang saling berdekatan dan dapat terlepas bila jaraknya membesar. Gambar a. memperlihatkan bagian dari kristal yang menerima gaya-gaya. Gaya ini mendorong barisan atom terdepan ke kanan. Baris berikutnya juga terdorong ke kanan, tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit. Dengan gaya yang cukup besar ikatan atom antara baris atom pertama dan kedua bagian atas terputus dengan bagian bawahnya, dan baris pertama bagian atas akam bersambung dengan baris kedua dari bagian bawah (b), sedang baris kedua bagian atas tidak ada sambungannya. Ini dinamakan dislokasi.

Dengan mekanisme yang sama, dislokasi ini akan bergeser terus (c), sehingga akhirnya dislokasi sampai ke ujung kristal, terjadi slip, seluruh bagian atas sudah bergeser satu jarak atom terhadap bagian bawah. Dengan bekerjanya gaya lebih lanjut dapat terjadi dislokasi dan slip baik pada bidang slip yang sama atau pada bidang lain. Karenanya bentuk kristal akan berubah menjadi lebih pipih dan panjang.

Gambar 2. Ilustrasi terjadinya perubahan bentuk dengan slip

Dengan melakukan deformasi maka bentuk kristal akan berubah, yang tadinya equiaxed (gambar a) menjadi memanjang (gambar b).

Gambar 3. Perubahan struktur mikro karena deformasi:
(a) sebelum deformasi - butiran equiaxed, dan (b) setelah deformasi - butiran memanjang/elongated


Pengaruh Deformasi Plastik

Deformasi yang cukup berarti dapat terjadi karena terjadinya slip pada sejumlah besar bidang slip, dan pada setiap bidang slip tersisa banyak dislokasi. Padahal disekitar dislokasi selalu merupakan daerah yang tegang, karena susunan atom di daerah itu mengalami distorsi, karenanya deformasi akan menyebabkan logam menjadi lebih kuat/keras. Peristiwa ini dinamakan penguatan regang (strain hardening).

Gambar 4. Susunan atom di sekitar dislokasi,
di bawah dislokasi terjadi tegangan tarik, diatasnya terjadi tegangan tekan

Perubahan sifat mekanik yang terjadi karena deformasi ini tergantung seberapa banyak deformasi yang dilakukan (derajat deformasi). Makin tinggi derajat deformasi yang dilakukan makin tinggi kekuatan dan kekerasan, makin besar penurunan keuletannya.


Pengaruh Pemanasan Terhadap Logam yang Terdeformasi

Logam yang terdeformasi kristalnya mengalami distorsi, di dalam kristal menjadi banyak slip dan terdapat banyak dislokasi, susunan atom tidak lagi teratur seperti yang seharusnya. Pada temperatur rendah atom-atom itu tidak dapat kembali pada posisi yang seharusnya.

Bila logam yang terdeformasi ini dipanaskan maka atom dalam butiran kristal yang terdistorsi tersebut akan memperoleh energi untuk menyusun diri kembali menjadi kristal yang sempurna. Secara bertahap atom-atom tersebut akan membentuk kristal baru yang tidak lagi terdistorsi, proses ini dinamakan rekristalisasi.

Seperti halnya kristalisasi, rekristalisasi berlangsung dengan mekanisme pengintian (nucleation) dan pertumbuhan (growth), dimulai dengan pengintian diikuti dengan pertumbuhan.

Mula-mula beberapa atom dari kristal yang terdistorsi akan membentuk inti kristal baru dengan susunan atom yang sempurna, tidak terdistorsi. Ini pada umumnya terjadi pada dislokasi dan/atau batas butir. Kemudian atom lain dari kristal lama mulai bergabung dalam susunan kristal baru, kristal tumbuh menjadi lebih besar. Bila semua atom kristal lama seluruhnya habis bergabung dalam kristal baru maka rekristalisasi sudah selesai.

Bila setelah rekristalisasi selesai dan pemanasan masih berlanjut maka akan terjadi pertumbuhan butir yang lebih besar, butir yang ada cenderung bergabung dengan butiran lain, sehingga terbentuk butiran dengan ukuran yang lebih besar.

Sebenarnya sebelum terjadi rekristalisasi terlebih dulu terjadi recovery, lepasnya tegangan dalam yang berupa tegangan elastis dalam kristal. Selama proses deformasi sebenarnya ada sebagian atom yang tergeser dari posisinya tetapi belum melepas ikatannya dengan atom pasangannya. Seharusnya atom-atom ini akan kembali ke posisinya semula bila pengerjaan selesai, tetapi ternyata tidak dapat kembali karena terkunci oleh kristal lain. Tegangan inilah yang akan hilang pada awal pemanasan (recovery).

Dengan berlangsungnya rekristalisasi selain terjadi perubahan kristal juga akan terjadi perubahan sifat mekanik. Pada tahap recovery belum tampak ada perubahan struktur kristal, sehingga juga belum ada perubahan sifat. Perubahan sifat mulai terjadi pada saat memasuki tahap rekristalisasi, kekuatan dan kekerasan mulai turun sedang keuletan akan naik (kekuatan, kekerasan dan keuletan ini adalah yang diukur setelah logam didinginkan). Perubahan tersebut masih berlangsung terus sampai tahap grain growth, tahapan dimana butiran baru berkembang jadi lebih besar.

Gambar 5. Pengaruh temperatur pemanasan terhadap perubahan sifat mekanik dan ukuran butir setelah logam yang terdeformasi dipanaskan kembali

Gambar diatas menunjukkan perubahan yang terjadi bila logam dipanaskan sampai suatu temperatur kemudian ditahan selama waktu tertentu kemudian didinginkan kembali dengan lambat. Proses diatas tidak tergantung hanya pada temperatur tetapi juga lamanya waktu penahanan. Hasil yang sama dapat diperoleh dengan temperatur yang lebih tinggi dan waktu tahan yang lebih singkat, atau temperatur lebih rendah waktu tahan lebih lama.

Temperatur rekristalisasi adalah temperatur pemanasan kembali dimana rekristalisasi tepat selesai dalam satu jam. Temperatur rekristalisasi selain tergantung pada jenis logamnya, juga tergantung pada derajat deformasi yang dialami sebelum pemanasan, makin tinggi derajat deformasi makin rendah temperatur rekristalisasinya.

__________
Referensi : Suherman, Wahid. 2003. Ilmu Logam I. Surabaya : Diktat Jurusan Teknik Mesin FTI ITS

Ilmu Logam : Kristalisasi

Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal, yang terjadi pada saat pembekuan yakni perubahan dari fase cair ke fase padat. Dilihat dari mekanismenya, kristalisasi terjadi melalui dua tahap:
  1. Pembentukan inti atau pengintian (nucleation)
  2. Pertumbuhan kristal (crystal growth)
Dalam keadaan cair atom-atom tidak memiliki susunan teratur tertentu, selalu atau mudah bergerak. Dalam keadaan cair, temperaturnya relatif tinggi dan atom memiliki energi cukup banyak sehingga mudah bergerak, tidak ada pengaturan letak atom relatif terhadap atom lain.

Dengan turunnya temperatur maka energi atom juga turun dan makin sulit bergerak dan mulai mencari/mengatur kedudukannya relatif terhadap atom lain, beberapa atom mulai menyusun diri membentuk inti kristal

Inti-inti ini akan menjadi pusat dari proses kristalisasi selanjutnya. Dengan makin turunnya temperatur makin banyak atom yang ikut bergabung dengan inti yang sudah ada atau membentuk inti baru. Setiap inti akan tumbuh dengan menarik atom lain dari cairan atau dari inti yang tidak sempat tumbuh, untuk mengisi tempat kosong pada lattice yang akan dibentuk. Dikatakan inti tersebut mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan ini tidak hanya bergerak lurus saja tetapi mulai membentuk cabang-cabang dan ranting-ranting, struktur seperti ini disebut struktur dendritik. Dendrit ini terus bertumbuh ke segala arah, sehingga cabang/ranting dendrit hampir bersentuhan dan sisa cairan yang terakhir akan membeku di sela-sela dendrit ini.


Gambar. (A), (B), dan (C) menunjukkan 3 tahapan pembekuan dendritik suatu logam murni. (D) gambaran 3 dimensi dari dendrit yang sedang tumbuh.

Pada suatu benda dari logam pada umumnya akan terdiri dari banyak butiran kristal, tidak hanya satu. Pertemuan satu kristal dengan kristal lain dinamakan batas butir kristal (grain boundary) yang merupakan bidang yang membatasi atara 2 kristal. Batas butir adalah tempat dimana terdapat ketidak-teraturan susunan atom (mismatch), sehingga merupakan tempat yang tegang. Di samping juga biasanya batas butir mengandung unsur-unsur ikutan (impurity) lebih banyak.

Ilmu Logam : Memahami Struktur Kristal

Struktur Kristal


Susunan atom-atom yang teratur dalam tiga dimensi menurut suatu pola tertentu dinamakan kristal. Bila dari inti-inti atom dalam suatu kristal ditarik garis-garis imajiner melalui inti-inti atom tetangganya maka akan diperoleh suatu kerangka tiga dimensi yang disebut space lattice (kisi ruang). Space lattice ini dapat dianggap tersusun dari sejumlah besar unit cell (sel satuan). Unit cell merupakan bagian terkecil dari space lattice yang bila disusun ke arah sumbu-sumbunya akan membentuk space lattice.


Ada 7 macam sistem kristal yang mungkin terjadi, yaitu:

Kebanyakan logam-logam yang penting membeku dengan membentuk kristal dengan sistem kristal cubic (kubus) atau hexagonal. Sistem kristal yang paling sering dijumpai pada logam adalah:
  1. Face Centered Cubic (FCC) atau Kubus Pemusatan Sisi (KPS)
  2. Body Centered Cubic (BCC) atau Kubus Pemusatan Ruang (KPR)
  3. Hexagonal Close-Packed (HCP) atau Hexagonal Tumpukan Padat (HTP)



Pada umumnya setiap logam selalu membentuk kristal dengan sistem kristal tertentu, tetapi ternyata ada beberapa unsur yang dapat dijumpai dengan sistem kristal yang berbeda. Sifat yang demikian ini dinamakan polimorfi. Di antara logam-logam yang memiliki sifat polimorfi ini ada yang sifat polimorfinya bersifat reversibel: pada suatu kondisi sistem kristalnya tertentu dan bila kondisi berubah, sistem kristalnya juga akan berubah dan bila kondisi kembali seperti semula maka sistem kristal juga akan kembali seperti semula. Sifat ini dinamakan sifat allotropi.

Ada kurang lebih lima belas unsur logam yang memiliki sifat allotropi, termasuk besi. Pada temperatur kamar, besi memiliki sistem kristal BCC (dinamakan besi alpha, α). Pada temperatur antara 910-1400°C sistem kristalnya FCC (besi gamma, γ). Dan pada temperatur diatas 1400°C sampai mencair sistem kristalnya BCC (besi delta, δ). Bila temperatur kembali lagi maka sistem kristalnya juga akan kembali seperti semula. Setiap perubahan tersebut ditandai dengan pemberhentian perubahan temperatur.
Gambar. Kurva pemanasan dan pendinginan besi, menunjukkan adanya perubahan allotropi.


⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩

Pertanyaan :

Apa yang dimaksud dengan kristal, sistem kristal, space lattice, unit cell, dan lattice parameter?

Tembaga dengan sistem kristal FCC mempunyai diameter atom 2,556 Å. Hitung berapa diameter atomnya?

Tembaga dengan sistem kristal FCC mempunyai lattice parameter 3,61 x 10^-8. Hitung berat jenisnya? Bilangan Avogrado = 6,02 x 10^23 atom. Hitung juga untuk Besi dan Titanium.

Ilmu Logam: Perbedaan Ikatan Logam, Ikatan Ionik dan Ikatan Kovalen

Ada tiga jenis ikatan atom yang utama, yaitu :

  • Ikatan ionik
  • Ikatan kovalen atau homopolar
  • Ikatan logam

Ikatan Ionik
Seperti yang telah diketahui, atom akan paling stabil jika atom itu mempunyai konfigurasi elektron seperti konfigurasi elektron pada gas mulia, yaitu terdapat delapan elektron pada kulit terluar. Bila suatu atom hanya memiliki satu elektron pada kulit terluar, maka ia cenderung untuk melepas elektron tersebut. Pelepasan satu elektron tersebut menyebabkan kulit yang lebih dalam akan menjadi kulit terluar, dan menjadi lebih stabil. Tetapi kondisi ini mengakibatkan atom tersebut kelebihan proton (muatan positif), sehingga atom menjadi bermuatan positif, dikatakan atom itu berubah menjadi ion positif.

Sebaliknya, bila suatu atom memiliki tujuh elektron pada kulit terluarnya, maka ia cenderung akan menerima satu elektron lagi dari luar. Dan bila hal ini terjadi, maka atom itu akan menjadi bermuatan negatif (kelebihan elektron), ia akan menjadi ion negatif

Bila kedua ion itu berdekatan maka akan terjadi tarik menarik karena kedua ion itu memiliki muatan listrik yang berlawanan. Kedua atom itu akan terikat satu sama lain dengan gaya tarik menarik itu. Ikatan ini dinamakan ikatan ionik (ionic bonding).



Contohnya garam NaCl, dimana atom Na (dengan satu elektron pada kulit terluar) yang berada dekat atom Cl (dengan tujuh elektron pada kulit terluar). Dalam keadaan ini akan terjadi perpindahan satu elektron dari atom Na ke atom Cl. Kedua atom itu akan menjadi ion: atom Na menjadi ion Na+, sementara atom Cl akan menjadi ion Cl-. Dan karena muatannya berlawanan maka akan terjadi tarik menarik, menjadi suatu ikatan ionik, yang dikenal sebagai senyawa garam dimana sifatnya berbeda dari kedua atom pembentuknya. Hal ini memperlihatkan betapa kuatnya suatu ikatan ionik. 

Ikatan Kovalen :


Beberapa atom dapat memperoleh konfigurasi elektron yang stabil dengan saling meminjamkan elektronnya. Dengan itu, atom-atom akan memperoleh susunan elektron yanh stabil tanpa menyebabkannya menjadi bermuatan. Ikatan akan terjadi melalui elektron yang saling dipinjamkan itu. Elektron ini masih mempunyai ikatan dengan atom asalnya, tetapi juga sudah terikat dengan atom yang meminjamnya. Contoh ikatan ini adalah pada molekul Cl2, N2 dan HF.

Ikatan Logam :
Pada ikatan logam juga terjadi saling meminjamkan elektron. Hanya saja jumlah atom yang bersama-sama saling meminjamkan elektron valensinya ini tidak hanya antara dua atau beberapa atom tetapi dalam jumlah yang sangat banyak. Setiap atom menyerahkan elektron valensinya untuk digunakan bersama-sama. Dengan demikian akan ada ikatan tarik menarik antara atom-atom yang saling berdekatan. Jarak antar atom ini akan tetap (untuk kondisi yang sama), bila ada atom yang bergerak menjauh maka gaya tarik menarik akan menariknya kembali ke posisi semula, dan bila bergerak terlalu mendekat maka gaya tolak menolak menjadi makin besar (sedang gaya tarik menarik mengecil), karena inti-inti atom berjarak terlalu dekat padahal muatan listriknya sama, sehingga akan mendorong atom tersebut kembali ke posisi semula. Kedudukan suatu atom relatif terhadap atom lain akan tetap.



Ikatan seperti ini biasa terjadi pada logam, karena itu dinamakan ikatan logam. Pada ikatan ini, inti-inti atom terletak beraturan dengan jarak tertentu, sedang elektron yang saling dipinjamkan seolah-olah membentuk "kabut elektron" yang mengisi sela-sela antar inti.  Elektron-elektron ini tidak terlihat pada salah satu atom tertentu atau beberapa atom saja, tetapi setiap elektron dapat saja pada suatu saat berada pada suatu atom, dan pada saat berikutnya berada pada atom lain. Karena itulah logam dikenal mudah mengalirkan listrik dan panas.
Mengingat atom-atom pada logam menempati posisi tertentu relatif terhadap atom laim (di kiri-kanan, depan-belakang dan atas-bawahnya), maka dapat dikatakan bahwa atom logam tersusun secara teratur menurut suatu pola tertentu. Susunan atom yang teratur ini dinamakan kristal, dan susunan atom pada logam selalu kristalin yakni tersusun beraturan dalam suatu kristal.

⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩

Pertanyaan : Apa bedanya ikatan logam dengan ikatan ionik dan ikatan kovalen?
Jawaban :

Atom penyusunnya:
  • Ikatan Logam : atom antar unsur logam dalam jumlah yang sangat banyak
  • Ikatan Ionik : atom antar unsur logam dan non-logam
  • Ikatan Kovalen: atom antar unsur non-logam
Cara mencapai kestabilan:
  • Ikatan Logam : atom melepaskan elektron menjadi kation
  • Ikatan Ionik : atom memberi atau menerima elektron
  • Ikatan Kovalen : atom saling berbagi elektron dengan atom lainnya
Bentuknya :
  • Ikatan Logam : padatan (lunak dan ulet)
  • Ikatan Ionik : padatan kristal
  • Ikatan Kovalen : cairan, gas, padatan
Kemampuan menghantarkan listrik :
  • Ikatan Logam : Ya
  • Ikatan Ionik : Ya (jika bentuknya berupa cairan)
  • Ikatan Kovalen : Tidak
Kelarutan dalam air :
  • Ikatan Logam : Tidak
  • Ikatan Ionik : Tinggi
  • Ikatan Kovalen : Rendah
Titik Leleh dan Titik Lebur :
  • Ikatan Logam : Tinggi
  • Ikatan Ionik : Tinggi
  • Ikatan Kovalen : Rendah

=========
Link download versi slide pdf: https://www.slideshare.net/AbdulGhofurAffu/perbedaan-ikatan-ionik-ikatan-kovalen-dan-ikatan-logam
+