SURAT UNTUK KSAL INDONESIA
Laksamana TNI Dr. Marsetio
Dengan hormat,
Sebelumnya perkenalkan Bapak, saya Abdul Ghofur. Mahasiswa S1 Teknik Material dan Metalurgi ITS angkatan 2011. Saya mengucapkan terimakasih karena Bapak sudah berkunjung ke kampus kami, memberikan kuliah umum dengan topik "Peran Komponen Bangsa Indonesia untuk Melindungi Sumber Daya Kelautan Menuju Negara Maritim Kelas Dunia."
Karena mungkin mulainya agak kesiangan, tadi sekitar 13:30 baru dimulai, sehingga jalannya Kuliah Umum yang Bapak sampaikan terasa terlalu cepat untuk selesai pukul 15:00. Kebetulan saya adalah mahasiswa pertama yang hadir di tempat dan masuk ruangan. Sekitar pukul 12:27 saya sudah di tempat. Dan memang ada hal yang ingin saya tanyakan, Pak. Jadi, cukup menyesal saya tadi tidak ditunjuk untuk bertanya oleh Prof. Daniel di kesempatan kedua, mungkin karena teman saya yang tepat disamping saya sudah bertanya terlebih dahulu di sesi pertama.
Berikut beberapa hal yang ingin saya tanyakan dan sampaikan:
1. Pertanyaan pertama:
Saya masih belum merasakan adanya sambutan baik dari pihak TNI AL dalam acara Kuliah Umum ini, barangkali apa yang menjadi topik diatas belum tersampaikan dengan baik. Poin penting dari peran komponen bangsa yang dalam hal ini kaum intelektual (baca: mahasiswa) belum terjelaskan dan tersampaikan secara kondisi kekinian yang ada. Baik yang sudah dilakukan maupun yang sedang dilakukan. Kami hanya bisa menerawang, sudah sejauh mana kira-kira mahasiswa turut berperan disini. Tidak adanya penjelasan di slide, dan penjelasan yang hanya secara general di materi fotokopian yang dibagikan, masih belum menjawab beberapa hal yang menjadi ekspektasi saya ketika memaknai topik ini. Kira-kira, apa saja yang sudah dilakukan oleh TNI AL dalam menumbuhkan dan meningkatkan peran mahasiswa ini? Dan sejauh mana peningkatan serta hasil baik yang ditimbulkan dengan ikut berperannya mahasiswa? Lalu, apa kira-kira yang akan dilakukan kedepan dalam rangka mempercepat transformasi TNI AL?
JAWABAN:
5. Pertanyaan kelima:
6. Pertanyaan keenam:
Penutup dari saya:
Saya berharap ada feedback. Panjang-pendek, yang saya harap tetap ada feedback. Atas perhatiannya, saya sampaikan terimakasih.
Yang saya hormati,
Saudara Abdul Ghofur,
Pertama saya mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas respon, tanggapan dan pertanyaan terhadap materi kuliah saya di ITS pada tanggal 12 Mei 2014 tentang "Peran Komponen Bangsa Indonesia untuk Melindungi Sumber Daya Kelautan Menuju Negara Maritim Kelas Dunia." Pertanyaan saudara melalui e-mail sudah diteruskan oleh staf kepada saya, dan sudah saya baca, namun karena banyaknya rangkaian kegiatan, sehingga baru pada kesempatan ini dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan saudara via e-mail. Pertanyaan saudara cukup kritis dengan pemikiran konstruktif untuk membangun bangsa ini dari aspek kemaritiman, membuat saya sangat senang dan bangga makin banyak pemerhati bidang kemaritiman di kalangan pemuda.
Pertanyaan dan ulasan saudara cukup panjang dan mencakup beberapa isu, oleh karena itu akan coba saya uraikan sesuai dengan urutan pertanyaannya:
Jawaban terhadap pertanyaan nomor 1:
TNI Angkatan Laut merupakan garda terdepan pertahanan matra laut dan sangat peduli untuk membangun kerangka strategis bangsa Indonesia sebagai negara maritim yang besar. Oleh sebab itu, TNI Angkatan Laut selalu menyambut baik setiap kesempatan untuk menyosialisasikan pandangan-pandangannya tentang paradigma bangsa sebagai negara maritim, dan mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama meningkatkan kapasitas bangsa Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, termasuk pada kesempatan-kesempatan kuliah umum seperti yang dilaksanakan di ITS. Sesuai konstelasi geografinya, Indonesia seharusnya bisa menjadi negara maritim yang maju. Namun karena visi maritim belum sepenuhnya menjadi landasan kebijakan pembangunan negara, maka hal ini belum dapat terwujud. Penyebab lain yaitu kebanyakan masyarakat masih memiliki pola kehidupan agraris dan pola pikir land based oriented. Hal ini mempengaruhi paradigma tentang konsep kemaritiman, oleh karena itu peran mahasiswa dalam elemen masyarakat, sangat penting untuk mengubah pola pikir menjadi maritime based oriented menuju negara maritim yang besar.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan Indonesia ditentukan juga oleh kontribusi para pemikirnya yang lahir dari para akademisi. Oleh karena itu, perguruan tinggi memegang peran penting untuk memberi warna perkembangan bangsa ini. TNI Angkatan Laut sebagai komponen utama pertahanan negara di laut merasa perlu menginisiasi dan mengajak keterlibatan para mahasiswa berpartisipasi dalam konsep negara maritim kelas dunia. Secara khusus, memang belum ada kajian tentang seberapa jauh pengaruh peran mahasiswa terhadap hal ini, namun TNI Angkatan Laut memandang bahwa konsep ini harus dibangun dengan dukungan mata rantai yang kokoh dan reliable, dimana para mahasiswa menjadi salah satu bagian dari mata rantai tersebut. Lebih dari itu, dukungan mahasiswa sangat dibutuhkan baik secara langsung maupun tidak langsung, tentunya berkaitan dengan bidang keilmuan yang ditekuni. Dalam hal ini, ITS merupakan salah satu perguruan tinggi yang dapat memberikan pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perkapalan dan teknologi kelautan secara umum, yang dibutuhkan oleh TNI Angkatan Laut.
Upaya TNI Angkatan Laut dalam menumbuhkembangkan peran mahasiswa selama ini berkaitan dengan tugas mahasiswa dalam bidang keilmuannya. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan selain perkuliahan, penyuluhan dan sosialisasi, juga program-program seperti lomba karya ilmiah, penerimaan tulisan kreatif melalui beberapa majalah Angkatan Laut, beasiswa, bintal juang bahari, pramuka saka bahari dan perekrutan lulusan mahasiswa berprestasi sebagai perwira TNI Angkatan Laut melalui jalur Perwira Karir. Ke depan, TNI Angkatan Laut juga merencanakan adanya pertukaran mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) yang akan dikembangkan untuk pendidikan vokasi setara S2. Guna mendukung transformasi TNI Angkatan Laut, fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) TNI Angkatan Laut akan terus ditingkatkan dengan menjalin hubungan erat dengan Perguruan Tinggi untuk mengakomodasi masukan atau penemuan di bidang teknologi kemaritiman, utamanya untuk memperkuat kapabilitas alutsista TNI Angkatan Laut agar dapat dibangun secara mandiri.
2. Pertanyaan kedua:
Saya pribadi sangat tertarik dengan Trisila AL, yakni Disiplin, Hierarki, dan Kehormatan Militer yang mulanya dicetuskan oleh Yos Sudarso saat beliau masih menjabat Mayor. Dan juga doktrin Eka Sasana Jaya. Semoga keduanya benar-benar bisa diresapi dan diimplementasikan baik dalam tataran filosofis, strategis, operasional dan taktis.
Jawaban terhadap pertanyaan nomor 2:
Trisila TNI Angkatan Laut merupakan core value dari generasi ke generasi yang senantiasa dipertahankan, dikembangkan dan diamalkan nilai-nilainya oleh seluruh prajurit TNI Angkatan Laut. Hal ini membentuk karakter prajurit matra laut yang khas dan mencerminkan persatuan dalam keragaman prajurit TNI Angkatan Laut yang berasal dari Sabang sampai Merauke, sedangkan Eka Sasana Jaya merupakan doktrin TNI Angkatan Laut yang dibuat berdasarkan nilai-nilai sejarah dan perjuangan Angkatan Laut. Doktrin ini merupakan nilai perjuangan yang diekstrak dari nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa dari masa ke masa dan merupakan doktrin militer pertama yang ditandatangani oleh Presiden RI pertama, Ir. Soekarno pada tahun 1962. Dalam perjalanannya, Eka Sasana Jaya telah mengalami beberapa kali perubahan untuk menyesuaikan dengan lingkungan strategis.
3. Pertanyaan ketiga:
Saya juga sebenarnya ingin bertanya tentang masalah Illegal Fishing. Ini sebenarnya yang sangat ingin saya tanyakan, Pak. Meskipun saya sudah bisa menebak bahwa pertanyaan ini adalah pertanyaan umum, dan selalu menjadi pembahasan dan pengulangan, juga sederhana. Namun, sesuai dengan penutup materi fotokopian yakni “Everything is simple, but the simplest thing is complicated”, yang dikutip dan dimodisikasi dari pernyataan Carl von Clausewitz dalam pernyataan aslinya “Everything in war is very simple, but the simplest thing is difficult”. Bahkan menurut Leaonardo da Vinci lewat pernyataannya yang menginspirasi saya bahwa kesederhanaan adalah kecanggihan tertinggi. Saya rasa apa yang tadi ditanyakan oleh teman saya dari Teknik Kimia masih belum mendapatkan jawaban yang memuaskan. Mohon maaf, Bapak. Sempat saya berdiskusi sebentar tadi, karena saya kebetulan duduk dengan dia bersampingan. Beberapa sumber yang coba kami cari dan dapatkan ternyata menyebutkan nilai kerugian mencapai angka yang fantastis.
Nilai kerugian Indonesia akibat illegal fishing di Laut Arafura mencapai nilai sebesar 40 triliun rupiah setiap tahunnya. Kerugian sejak tahun 2001 sampai 2013 mencapai nilai yang fantastis yaitu 0,52 Kuadriliun rupiah atau 520 triliun rupiah (http://www.kkp.go.id, 2014).
Itu baru di Laut Arafura. Paper lengkap ada di 008fishreslabanalisis-kerugian-akibat-illegal-fishing-di-arafura-2001-2013-.pdf Sementara itu, dari sumber http://www.investor.co.id/agribusiness/kerugian-akibat-illegal-fishing-capai-rp-100-triliun-per-tahun/82564 menyatakan:
Akan tetapi saat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan kajian tentang kerugian negara terkini akibat IUU Fishing, jumlah tersebut mengalami lonjakan signifikan. Setiap tahunnya, diperkirakan Indonesia mengalami kerugian sebesar Rp 101.040 triliun/tahun akibat IUU Fishing.
Juga dari sumber lain didapati bahwa BPK memperkirakan kerugian Negara pada tahun 2012 akibat pencurian ikan mencapai 300 triliun (http://bisnis.news.viva.co.id/, 2014)
Tadi malam, saya sempat mendapatkan penjelasan dari presentasi yang cukup jelas dengan judul presentasi Batas Maritim dalam Konteks IUU Fishing yang di unggah ke media sosial Youtube. Adapun linknya: http://www.youtube.com/watch?v=R3iP5i_RuWQ
Yang menjadi pertanyaan saya adalah: a) Seberapa jauh keberhasilan TNI AL dalam upaya mempertahankan klaim wilayah Indonesia, karena beberapa hal adalah perbedaan klaim yang berdasarkan klaim Landas Kontinen (1958) dan berdasarkan klaim ZEE (1982? ; b) Bagaimana sistem pengaturan sementara di kawasan yang belum ada kesepakatan batas dengan beberapa Negara tetangga? c) Seberapa besar kepercayaan diri nelayan Indonesia dalam melakukan penangkapan ikan di wilayah klaim Indonesia, dan apakah ada sosialisasi dan kepastian keamaan oleh pihak TNI AL? d) Jika bisa dijawab, masalah perbatasan ini kira-kira dapat tuntas dan jelas dengan target berakhir pada tahun berapa?
Jawaban terhadap pertanyaan nomor 3:
Berkaitan illegal fishing, kerugian negara akibat hal ini sangatlah jelas. Jika kita melihat data dari beberapa sumber, baik sumber-sumber dari institusi pemerintah maupun non pemerintah, kita akan melihat jumlah kerugian yang berbeda-beda, namun semuanya menampilkan angka yang sangat fantastis. Perbedaan perhitungan ini wajar terjadi disebabkan oleh perbedaan masing-masing sumber dalam menghitung dengan menggunakan dasar yang berbeda. Ada yang menghitung kerugian berdasarkan perkiraan jumlah kapal yang melakukan illegal fishing, ada pula yang berdasarkan perkiraan jumlah ikan yang ditangkap, tenaga kerja yang dipekerjakan di kapal-kapal penangkap, potensi ikan di perairan, perbandingan kapal yang dapat diamankan dan kapal yang beroperasi secara legal, dan masih banyak lagi. Namun apapun dasar yang digunakan, tetap saja menghasilkan nilai kerugian yang sangat memprihatinkan, padahal apabila dapat dikelola dengan baik, maka akan sangat berguna bagi penambahan devisa negara.
Jika kita mempertanyakan berapa nilai kontribusi yang telah diberikan oleh TNI Angkatan Laut maupun penegak hukum lainnya, jawabannya akan berbanding terbalik dengan berapa kali lipat kerugian negara akibat illegal fishing. Dengan kata lain, the value of security tidak dapat terukur dengan sesuatu yang nyata, karena hal itu senantiasa bernilai dan sangat dibutuhkan oleh negara dan masyarakat. TNI Angkatan Laut, sebagaimana diamanatkan undang-undang, telah melaksanakan tugasnya untuk menegakkan hukum di laut berdasarkan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi. Dalam pelaksanaannya, tugas TNI Angkatan Laut didukung oleh Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yang dimiliki berupa KRI, pesawat udara, marinir dan pangkalan. Dari segi upaya pemberantasan illegal fishing, sepanjang tahun dilaksanakan operasi keamanan laut untuk menindak dan menangkap para pelaku illegal fishing, kemudian diserahkan kepada pengadilan untuk disidangkan. Apabila terbukti bersalah, pelaku illegal fishing dapat didenda dengan nilai yang tidak sedikit, bahkan hingga penyitaan kapal. Denda dan hasil sitaan akan masuk ke kas negara sebagai penghasilan negara.
Dalam konteks permasalahan perbatasan, Kementerian Luar Negeri merupakan ujung tombak pemerintah dalam melaksanakan perundingan batas wilayah dengan negara lain. TNI Angkatan Laut hanya merupakan salah satu anggota dalam tim teknis perundingan perbatasan, sehingga pemegang kebijakan perbatasan berada di tangan Kemenlu. Perundingan perbatasan mencakup berbagai hal yang kompleks melintasi kewenangan dua negara yang bertikai, sehingga membutuhkan proses cukup lama. Namun demikian, TNI Angkatan Laut tetap memainkan perannya dalam pengamanan wilayah perbatasan untuk mencegah terjadinya pelanggaran perbatasan yang dilakukan oleh negara lain. TNI Angkatan Laut melaksanakan operasi di beberapa wilayah perbatasan yang dianggap rawan. Salah satunya adalah wilayah Perairan Sibetik atau yang banyak dikenal sebagai blok Ambalat. Hingga saat ini, pelanggaran wilayah di perairan ini sudah semakin menurun karena pengamanan yang dilakukan oleh KRI-KRI yang digelar di sana. Keberadaan KRI menciptakan rasa aman bagi para nelayan lokal dan meningkatkan aktivitas para nelayan untuk menangkap hasil laut di wilayah tersebut tanpa merasa terganggu oleh pihak-pihak asing. Pada perairan yang masih belum selesai perundingannya dilaksanakan operasi bersama antar dua negara. Patroli bersama di daerah perbatasan untuk meminimalisasi kesalahan dari dua negara pengguna laut. TNI AL melalui pangkalan-pangkalan TNI AL (Lanal) secara intensif memberikan penyuluhan atau mengadakan komunikasi dengan para pengguna laut khususnya nelayan.
4. Pertanyaan keempat:
Permasalahan Alat Utama Sistem Senjata. Sepertinya jika posisi kepemilikan alutsista dijelaskan dan ditampilkan di slide bisa jadi akan menarik perhatian kami, Pak. Saran saja, untuk hal ini bisa disampaikan, karena riset mahasiswa ITS juga pernah membikin beberapa terobosan senjata untuk wilayah perbatasan, baik yang dengan awak maupun tanpa awak. Barangkali disini bisa berperan dengan baik potensi riset para mahasiswa. Semacam ada tantangan buat kami.
Jawaban terhadap pertanyaan nomor 4:
Saat ini, TNI Angkatan Laut sedang membangun kekuatan menuju Minimum Essential Force (MEF). Untuk itu dilaksanakan pengadaan alutsista dari dalam negeri maupun luar negeri. Kewenangan untuk melaksanakan pengadaan berada di bawah kendali Kementerian Pertahanan atas persetujuan DPR. TNI Angkatan Laut dapat memberikan saran, masukan, atau permintaan. Segala masukan dan terobosan dari mahasiswa sangat dibutuhkan, karena pada hakekatnya pertahanan negara menjadi kewajiban seluruh warga negara. Kementerian Pertahanan melalui Badan Penelitian dan Pengembangannya telah membuka masukan dari segenap masyarakat terutama para ahli dalam bidang peralatan kebutuhan TNI. Semakin banyak warga negara yang mampu membuat peralatan, maka akan menambah inovasi peralatan alutsista. Semakin banyak inovasi alutsista akan menambah kecanggihan peralatan tempur. Oleh karena itu, saya sangat menyambut baik apabila ada terobosan dan inovasi baru yang ditemukan atau diciptakan oleh para mahasiswa. Demikian halnya dengan ide-ide kreatif untuk membangun dan mengembangkan visi kemaritiman bangsa dan negara Indonesia.
5. Pertanyaan kelima:
Selain Illegal Fishing, yang juga menjadi fokus pertanyaan saya adalah masalah daerah perbatasan. Dalam materi fotokopian halaman 27, disebutkan bahwa terkait pengamanan perbatasan, TNI telah menggelar 373 pos perbatasan (TNI AL 117 pos) di sepanjang perbatasan darat serta melaksanakan operasi pengamanan perbatasan laut sepanjang tahun. Rasanya, angka 117 pos sara rasa terlalu sedikit untuk jenis Archipelagic State besar seperti Indonesia. Saya dan teman saya mahasiswa Elektro ITS angkatan 2010 kebetulan punya mimpi jika suatu saat dan segera bisa sempat berkunjung ke daerah terdepan Indonesia (kami lebih suka menyebutnya pulau terdepan, bukan terluar). Terlepas dari hal itu, saya ingin membandingkan dengan data yang saya dapat dari Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014 dalam bentuk file pdf yang saya download dari website Kementerian Keuangan RI. Disana disebutkan bahwa Kementerian Pertahanan, perkembangan anggaran belanjanya dalam kurun waktu 2008-2013 mengalami pertumbuhan rata-rata 21,7 persen per tahun, yaitu dari Rp31,3 triliun (4,5 persen terhadap Belanja Pemerintah Pusat/BPP) dalam LKPP tahun 2008, menjadi Rp83,5 triliun (7,0 persen terhadap BPP) dalam APBNP tahun 2013. Sementara itu, dalam periode 2008-2013, telah dapat dicapai beberapa kemajuan penting di bidang pertahanan, antara lain adalah terbangunnya 25 pos perbatasan dan 5 pos pertahanan baru di pulau terdepan (terluar) beserta penggelaran prajuritnya. Dalam hal ini Pak, seberapa besar peran TNI AL dalam mempercepat sosialisai warga disana dan juga penguatan pos-pos di perbatasan? Mengingat apa yang saya ketahui tentang jatah TNI AL adalah yang paling sedikit dalam tubuh Kementerian Pertahanan. Dan saya pernah melihat liputan di televisi dulu saat SMA kelas 1 bahwa kehidupan prajurit yang ada di perbatasan cukup membuat saya ingin berperan memperbaiki kesejahteraannya kelak ketika saya menjadi orang hebat (impian anak SMA), apalagi kehidupan warga yang saya rasa tingkat kesejahteraannya barangkali tidak jauh beda bahkan bisa jadi lebih rendah.
Jawaban terhadap pertanyaan nomor 5:
Penyebutan pulau terluar sesuai dengan istilah dalam UNCLOS ’82, karena pulau tersebut sebagai titik dasar pengukuran. Boleh saja penyebutan pulau terluar sebagai pulau terdepan, apalagi bila hal ini akan membuat kita lebih menghargai arti penting pulau-pulau tersebut bagi keutuhan NKRI. Namun yang lebih penting lagi, seharusnya kita tidak mengurangi atau bahkan mengabaikan perhatian terhadap pulau-pulau tersebut. Hal ini berkaitan erat dengan mind set kemaritiman kita. Itulah sebabnya, peran para mahasiswa sebagai warga negara yang terdidik untuk membangun visi maritim kita sangat penting.
Pulau-pulau terluar kita memang semua bentuknya kecil dan jaraknya jauh dari pulau besar, sehingga akan semakin terisolir bila tidak ada transportasi yang mendukung. Ada beberapa pulau terluar tidak berpenghuni, sekarang ditempatkan pasukan Marinir sebagai pengaman pulau sekaligus pengamat wilayah perbatasan. Pasukan Marinir tersebut perlu dukungan intensif karena tidak ada sumber daya alam pendukung kehidupan. TNI AL akan terus mengunjungi melalui sarana patroli laut dalam hal ini KRI.
Pada perencanaan pembangunan pertahanan negara, TNI Angkatan Laut pada saat ini mendapat porsi anggaran pertahanan seimbang dibandingkan matra lain, namun kita tetap serius dalam mengembangkan strategi-strategi untuk memperkuat pertahanan negara. Dari segi pembangunan kekuatan pangkalan, TNI Angkatan Laut terus menyesuaikan dengan dinamika lingkungan strategis yang kita hadapi. Saat ini, disamping tetap memperkuat pengamanan di pulau-pulau terdepan, kita juga akan memperkuat beberapa pangkalan di wilayah pantai Barat Kalimantan yang berbatasan langsung dengan Malaysia (wilayah Tanjung Datu) dan wilayah pantai Barat Sumatera yang selama ini terkesan diabaikan padahal wilayahnya sangat terbuka terhadap ancaman dari negara asing.
6. Pertanyaan keenam:
Saya boleh request, Pak? Tolong banget kalau bisa ada sebuah film yang luar biasa tentang TNI AL dan perjuangannnya. Entah konsepnya bagaimana. Karena dengan cara ini, yang menurut saya fun, creative, tidak kaku, bisa diterima dan dinikmati anak muda dan sederhana dalam penyampainnya, setidaknya bisa menyadarkan kepada seluruh penonton bangsa Indonesia, bahkan kalo bisa sampai tembus dunia Internasional betapa kuatnya Indonesia, betapa kayaknya nikmat perairan yag dikaruniakan oleh Tuhan YME. Saya rasa, banyak inspirasi hebat di internal prajurit dan TNI AL dalam hal ini, yang tak pernah tertulis oleh sejarah. Ayo, Pak. Please, bikin film yang benar-benar menginspirasi. :D
Jawaban terhadap pertanyaan nomor 6:
Ini merupakan ide yang sangat menarik, saya memberikan apresiasi terhadap masukan ini. Beberapa kali kita telah mencoba membuat dan menyajikan beberapa tayangan tentang TNI Angkatan Laut dan kehidupan kemaritiman bangsa Indonesia, namun belum tersosialisasi secara intensif. Semoga saran ini membuat kita semakin meningkatkan kreativitas dan melahirkan hal-hal yang baru.
Penutup dari saya:
Setidaknya itu saja Bapak Dr. Marsetio yang terhormat, apa-apa yang ingin saya sampaikan kepada Bapak. Semoga, apa yang saya tulis ini, besar-kecilnya kesalahan dalam pemilihan kata, kalimat, pengutipan sumber, analisis yang masih sangat sederhana, dan bisa jadi terlalu cukup panjang untuk dibaca seorang dengan pangkat tertinggi berupa Kepala Staf Angkatan Laut yang sangat sibuk, mohon dimaafkan jika kurang berkenan. Ini hanya ungkapan saya bahwa saya sangat bersemangat untuk mengikuti Kuliah Umum tadi siang. Ekspektasi saya besar, karena sebelumnya intruksi ruangan adalah di Ruang Sidang Rektorat yang kapasitasnya kecil dan hanya untuk beberapa undangan saja.
Jikalau file ini tidak langsung di baca oleh Pak KSAL, dimisalkan ada admin e-mail dan sejenisnya (mohon maaf, bukan bermaksud berprasangka apa), saya hanya ingin file ini disampaikan kepada beliau. Setidaknya dibaca oleh Bapak Dr. Marsetio pribadi. Karena saya yang menuliskan file ini secara pribadi, tanpa mengurangi rasa hormat saya. Saya cinta laut, Pak. Asal saya Lumajang, Jawa Timur. Saya saat SD main ke beberapa pantai laut selatan dengan bersepeda angin. Harus menempuh jarak sekitar 17 km. Tapi kami suka, Pak.
Surabaya, 12 Mei 2014
Bentuk semangat lain mahasiswa setelah 16 tahun tragedi Trisakti
Bentuk semangat lain mahasiswa setelah 16 tahun tragedi Trisakti
Abdul Ghofur
Kepala Badan Eksternal Dewan Perwakilan Mahasiswa ITS
Kepala Badan Eksternal Dewan Perwakilan Mahasiswa ITS
Penutup dari KSAL:
Demikian jawaban saya, semoga dapat memberi kejelasan terhadap beberapa isu yang dipertanyakan. Sekali lagi, terima kasih atas antusiasmenya dan teruslah pelihara semangat sebagai calon-calon teknokrat yang akan membawa bangsa kita menjadi negara maritim yang berkelas dunia.
Jakarta, Juni 2014
Kepala Staf Angkatan Laut,
Dr. Marsetio
Laksamana TNI
Untuk bentuk pdf, kamu bisa download file-nya dibawah ini. Selamat menikmati.. :)
Pertanyaan Saya: http://bit.ly/1sV83O2
Pertanyaan Saya: http://bit.ly/1sV83O2
Jawaban KSAL: http://bit.ly/1wcseaa
Surabaya, 19 Oktober 2014
1:43 am
1:43 am
bagus sekali bung ....
ReplyDeleteSaya masih merasa jawabannya umum sekali & tidak ada yang "wah" ^_^
tapi mangstab sekali lah.. jadi banyak orang tahu peran TNI - AL itu luas sekali dan juga membuktikan pak KSAL juga peka terhadap pertanyaan-pertanyaan dari rakyat Indonesia :D
Go Ahead fuu
NKRI Harga Mati !!!
Assalamu alaikum.pak apa benar bpk punya anak buah bernama eko wahjudi. Klo boleh tahu jabatan beliau apa ya?soalnya beliau dankeluarganya mengontr ak di rumah saya.sdh sy suruh pindah gak mo.malah saya mo di laporin ke polisi
ReplyDeleteAssalamu alaikum.pak apa benar bpk punya anak buah bernama eko wahjudi. Klo boleh tahu jabatan beliau apa ya?soalnya beliau dankeluarganya mengontr ak di rumah saya.sdh sy suruh pindah gak mo.malah saya mo di laporin ke polisi
ReplyDelete