My First Step to Fight
Ketika matahari mulai terbenam di ufuk barat..
Burung-burung kembali ke sarangnya..
Langit ditandai mega merah..
Seakan kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa memperlihatkannya..
Tak ada keraguan pada-Nya saudara-saudaraku..
Nama Abdul Ghofur. Nama panggilan AFFU/ GHOFUR. Terserah saja mau pilih yang mana. Bocah asal LUMAJANG, kota kecil dengan Gunung Semeru yang gagah dan tegap berdiri. Kota pisang atau biasa disebut Banana City dan juga Tari "Jaran Kencak". Seorang MAHASISWA Jurusan Teknik Material dan
Metalurgi FTI-ITS. Bercita-cita menjadi seorang MENTERI ESDM 2039 bagi negara INDONESIAKU tercinta kelak. Sebagai bentuk pengabdian dan ibadah kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.
Hhaha,, sekarang kita bicara santai saja. Yang penting anda tidak merasa
bahwa saya sedang berkhutbah di depan anda. Upss,, don't think like
that, guys.. :)
Pernah gak anda merasakan hal yang luar biasa ketika anda melakukan
suatu hal yang baru? Misalnya anda pas awal masuk kuliah mungkin. Jangan
jauh-jauh, mungkin kita ambil sample diri saya sendiri saja. Awal-awal
semangat kita bagaikan seorang panglima perang yang siap memenangkan
pertempuran dalam medan perang, semangat yang berapi-api untuk giat
belajar dan berpengalaman tentulah anda juga merasakannya. Tapi, setelah
beberapa bulan berjalan, mungkin anda akan muali menemui yang namanya
kendala dan kebiasaan yang membuat anda low motivation. That is right, each of you ever feels like that.
Nah-nah, gimana tuh biar kita masih bisa punya semangat yang berkobar,
semangat yang tak fluktuatif, tapi semangat yang mampu menghasilkan
pengaruh yang baik bagi diri anda?
1. Ingat Tujuan.
Setiap dari anda pasti mempunyai tujuan maasing-masing. Anda makan,
tujuan anda adalah agar mempunyai energi untuk beraktifitas. Anda
belajar keras, karena anda mempunyai tujuan agar anda bisa memperoleh
nilai yang baik, agar bisa diterima di perusahaan impian anda kelak.
Rasanya tak pas jika kita hanya membahas orang yang bertujuan mulia
seperti menuntut ilmu. Ketika anda tak sengaja sedang bepergian ke luar
kota naik bus misalnya, tiba-tiba anda mendapati seorang pencopet hendak
mengambil dompet seseorang yang keadaannya memang sedang ramai di bus
tersebut. Pernahkah anda menyadari, bahwa pencopet pun punya tujuan.
Pencopet menyadari bahwa kondisi bus ramai, dan dia pun tentulah sudah
mengira-ngira risiko terburuk jika ketahuan massa, apalagi dengan
keadaan bus yang sedang ramai penumpang. Tapi mengapa ia tetap mencopet?
Salah satunya adalah karena dia ingat dengan tujuannya.
Yang dapat kita ambil dari penggambaran diatas adalah ketika anda ingat
dengan tujuan anda, seberapa berat dan keras rintangan yang anda temui
bukanlah menjadi masalah, malah menjadi sebuah hal positif yang membuat
anda semakin tangguh.
2. Mulailah dari sekarang.
Kebanyakan orang menemui kegagalan lebih dulu adalah karena ia terlalu
menunda-nunda pekerjaan. "Ah, besok saja saya selesaikan. Sekarang saya
mau nge-PES dulu aja." Nah, ini kata-kata yang biasa kita temui di
lingkungan seorang pelajar. Dimana tugas yang seharusnya selesai, malah
tidak selesai karena ketambahan tugas baru, dan ketambahan lagi. Apalagi
kehidupan seorang mahasiswa yang tak lepas dari yang namanya tugas
setiap harinya.
Menunda-nunda pekerjaan adalah sesuatu yang buruk, anda pun tentu
mengakuinya. Namun, Anda tak bisa memungkiri jika hal ini juga pernah
singgah dalam tingkah laku anda. Bukankah Allah tidak menyukai
orang-orang yang menunda-nunda pekerjaan? Kita diajarkan untuk hidup
disiplin sejak kecil. Shalat pada waktunya, tak mungkin anda melakukan
shalat maghrib ketika waktu isyak sudah tiba.
Ketika anda sudah bisa melakukan hal dari sekarang dengan baik dan tidak
menunda-nundanya, tentulah itu dapat menjadi pupuk bagi semangat anda
untuk memetik bintang harapan dan cita-cita indah yang anda impikan.
3. Jalankan sesuai dengan kemampuan.
Tak baik rasanya jika kita punya cermin, tapi kita tak mau bercermin.
Yang saya maksud adalah mengenai kemampuan diri. Tak mungkin seorang
bisa melakukan perbuatan yang ia sendiri tak mempunyai kemampuan untuk
melakukannya. Menilai diri sendiri adalah perbuatan yang bijaksana.
Seseorang akan tetap bersemangat meski ia menemui kegagalan, karena ia
yakin ia mempunyai kemampuan yang tak mustahil untuk dilakukan.
Optimis dan percaya disini perlu, karena dengan kedua hal tersebut,
orang yang gagal seperti Thomas Alfa Edison mampu menerangi malam kita
di jaman sekarang.
4. Yakini bahwa anda Bisa!
He can do that, me too. Banyak kita temui di luar sana contoh-contoh
orang yang sukses meski mereka tak berlatar pendidikan yang tinggi. Anda
tahu, bahwa mahasiswa tentulah mempunyai latar pendidikan yang lebih
baik tentunya. Tapi kenapa kalah dengan yang tidak bisa menikmati bangku
kuliah dahulunya?
Salah satunya adalah optimis dan tekat yang kuat. Di iringi do'a kepada Tuhan.
Sebagai mahasiswa, apalagi seorang mahasiswa baru yang masih harus bisa
beradaptasi dengan lingkungan barubya, sering disibukkan dengan
banyaknya tugas yang datang silih berganti. Sampai-sampai waktu
beribadahpun berkurang. Sebenarnya, sesuatu tentulah akan mudah, jika
anda dekat dengan Yang mempunyai kemudahan, yaitu Allah SWT.
Manusia dilahirkan sama oleh Allah, dari setetes air mani. 250 juta sel
sperma yang bersaing disana, dan hanya satu yang terbaik yang akhirnya
sekrang itu adalah diri anda sendiri. Anda adalah seorang pemenang.
Tanamkan hal tersebut. Yakinlah, anda seorang pemenang.
Konsisten adalah suatu hal yang sulit untuk dilakukan. Awal on fire, di tengah low,
lalu mandek. Konsisten, apabila anda mampu untuk selalu konsisten
dengan tujuan anda, kesuksesanlah yang mendatangi anda. Tak perlu anda
susah-susah mengejar sukses, karena sukseslah yang akan menemui dan
datang ke diri anda.
Sesuatu yang sudah terjadi dan hasilnya buruk, bukanlah untuk ditangisi
ataupun di sesali, tetapi lebih bijak jika kita mampu untuk
mengevaluasinya agar kedepan tak terulang kejadian yang sama.
Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air yang saya banggakan.
Saya bangga dengan dengan negara Indonesia.
Saya bangga dengan negara Pancasila ini.
Saya bangga dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mari kita bersatu, tak ada perbedaan, karena Ibu Pertiwi takkan
tersenyum jika kita tak mampu membuat Garuda terbang semakin tinggi.
sip le....
ReplyDelete(y)
ReplyDelete