MENUJU VISI KETELADANAN


(sumber gambar: google.com)


Mari kita berbicara tentang visi.

Visi hidup seseorang, tak terlepas dari sifat dan kepribadian yang ada dalam diri seseorang itu sendiri. Oleh karenanya, tak setiap visi itu baik. Ada juga visi yang buruk: karena merugikan orang lain dan lingkungan, misalnya.

Lalu, bagaimana cara memastikan bahwa kita sudah benar dalam membuat visi (yang baik)?

Hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah mengeceknya kembali. Apakah visi yang kita buat tersebut tidak merugikan orang lain dan juga diri sendiri. Hal itu sebaiknya kita dahulukan, sebelum menentukan dan membedah terkait manfaat-manfaat yang mungkin akan ditimbulkan.

Bagi saya pribadi ini penting dan mendasar. Meski pada kenyataannya ada juga yang lebih mementingkan manfaatnya yang besar, daripada kerugian dan kemudaratan yang ditimbulkan.

Daripada yang terakhir, saya lebih memilih yang pertama.

Dengan menjadikan visi tak merugikan banyak orang, mungkin kita hanya mendapatkan keuntungan dan kebermanfaatan yang kecil. Namun, saya percaya bahwa visi yang baik itu masih bisa kita tingkatkan dan kembangkan secara berkesinambungan kedepannya.

Bayangkan jika kita sudah mematok visi sedemikian rupa dan meyakini bahwa visi tersebut akan lebih banyak menimbulkan manfaat daripada mudharat, ketika suatu waktu terjadi hal yang tak diinginkan, maka gugurlah perjuangan yang sudah diusahakan untuk merealisasikan visi. Orang merasa dirugikan. Orang akan memberikan penilaiam negatif. Meski sebenarnya banyak manfaat yang bisa mereka dapatkan.

0 comments:

Post a Comment

+