TULISLAH, MAKA SETENGAH IMPIANMU SUDAH KAU RAIH!


[picture from http://www.sedic.es]

Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn’t do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover. - Mark Twain

Perjalan kita sebagai manusia terus berlanjut. Lika-liku kehidupan kita jalani setiap harinya, baik yang menyenangkan maupun menyakitkan. Tak pelak, seberapa bermanfaatnya kita menjadi manusia ditentukan oleh keputusan-keputusan yang kita ambil dan pilih untuk dilaksanakan.

Resep sukses dalam kehidupan manusia tetaplah sama (sepanjang era manusia eksis di dunia fana ini), yakni kerja keras; sungguh-sungguh; dan menjalani dengan sebaik-baiknya.

Bodoh namanya jika mengharapkan hasil yang besar namun visi dan langkah yang diambil sama sekali tak sebesar harapan yang diinginkan. Itulah yang disebut angan-angan.

Tanamkan dalam diri kita dengan baik bahwa tidak ada keberuntungan yang instan. Maksudnya, keberuntungan hanya akan tercipta dan terjadi kepada mereka yang memang siap untuk menerima dan mau mengambil keberuntungan itu.

Ribuan buku telah ditulis dan ratusan ribu tulisan telah terpublikasikan dengan baik, bahwa kunci sukses tetaplah itu-itu saja. Pada intinya, dari kesemua buku dan tulisan itu isinya sama. Yang membedakan hanya terletak pada faktor manusianya sendiri.

Filosofi dan doktrin 'kalau dia bisa, saya tentu bisa. Bahkan lebih baik!' harus terus disebarkan, ditularkan dan dipahamkan dengan baik kepada seluruh manusia yang mengharapkan perubahan dalam kehidupannya.

Yang menjadi penghambat kita sebenarnya bukan seberapa besar dan seberapa banyak kita menemui masalah-masalah setiap harinya. Penghambat terbesar atas kacaunya realisasi impian yang sudah ditentukan adalah diri kita sendiri.


Masalahnya itu bukan pada orang lain, tapi pada diri kita sendiri.

Jadi, jangan mencoba menyalahkan orang lain apalagi keadaan, sebelum benar-benar objektif mengevaluasi dan menilai diri kita sendiri.

Jelas, kita telah memahami dengan baik bahwa peperangan terbesar adalah memerangi hawa nafsu, sebagaimana dawuh kanjeng Nabi Muhammad SAW kepada para sahabat yang telah memenangkan perang melawan kaum quraisy.

Maka, sejatinya jika kita mau naik kelas, maka kita harus mengalahkan sifat-sifat buruk yang ada pada diri kita secara berkelas. Dari yang paling mudah untuk kita hadapi dan lawan. Itu cara terbaik dan termudah untuk benar-benar bisa naik kelas dan memenangkan pertarungan dengan diri kita sendiri.

Membuang sampah pada tempat sampah, dan kalau tidak ada kita menyimpannya dan lalu membuangnya ketika ada. Berolahraga secukupnya setiap hari daripada tidur pagi. Membaca Al-Qur'an di waktu luang daripada melamun tidak jelas, atau menghabiskan terlalu banyak waktu hanya untuk membuka media sosial yang sebenarnya isinya itu-itu aja. Atau hal positif lainnya disaat kita ingin melakukan hal-hal yang kurang produktif.

Memiliki visi yang kuat itu penting. Merealisasikan visi itu jauh lebih penting. Apa yang kita pahami, seringkali hanya sebatas gambaran yang tak nyata. Maka kita harus merealisasikannya agar anugerah kehidupan sebagai manusia ini tak sia-sia.

Banyaknya peluang dan kesempatan seseorang, sejatinya diciptakan olehnya sendiri. Keterbatasan dalam melihat peluang adalah bentuk dari kesempitan kita dalam berpikir. Maka, agar kita dapat mengira-ngira dan bahkan bisa menghindari berbagai macam risiko yang tak diinginkan terkait realisasi visi, yang dibutuhkan adalah menulisnya. Ya, menulisnya. Itu dulu saja. Sederhana. :)

Karena, dengan menulisnya maka setengah impianmu sudah kau raih.


0 comments:

Post a Comment

+