Pemimpin Efektif dalam Menghadapi Permasalahan dan Kepercayaan

Para pemimpin yang efektif selalu bangkit menghadapi tantangan. Itulah salah satu hal yang membedakan pemenang dengan perengek. Sementara pengecer yang lain mengeluh tentang persaingan, para pemimpin efektif selalu bangkit mengatasi berbagai persoalannya dengan kreativitas serta keuletan.

Apapun bidang yang ditekuni seorang pemimpin, ia pasti akan menghadapi banyak persoalan. Berbagai persoalan itu tak terhindarkan karena tiga alasan:
  1. Kita hidup di dunia yang semakin rumit serta semakin beragam.
  2. Kita berinteraksi dengan orang lain. 
  3. Kita tak mungkin mengendalikan semua situasi yang kita hadapi.
John C. Maxwell mencoba memberikan pandangannya terkait kemampuan seorang pemimpin dalam memecahkan persoalan yang dapat diperlihatkan dengan lima kualitas:

1. Mereka mengantisipasikan berbagai persoalan
Karena persoalan-persoalan itu tak bisa terhindarkan, para pemimpin yang baik mengantisipasikannya. Siapapun yang mengharapkan jalan hidup ini mudah akan terus saja mengalami kesulitan. Sikap positif harus dipelihara disamping mengantisipasikan yang terburuk, dengan begitu kita akan memiliki posisi yang baik untuk mengatasi berbagai persoalan yang akan kita hadapi.

2. Mereka menerima kebenaran
Orang menanggapi persoalan begini: menolaknya, menerimanya dan menanggungnya, atau menerimanya dan berusaha menjadikan segalanya lebih baik. Para pemimpin harus selalu memilih respons yang terakhir. Para pemimpin yang efektif akan menghadapi kenyataan dari situasi yang ada.

3. Mereka melihat gambaran besarnya
Para pemimpin harus selalu melihat gambaran besarnya. Mereka tidak boleh dikuasai oleh emosi. Atau membiarkan diri begitu terpuruk dengan detail-detail sehingga melupakan hal yang penting. 

4. Mereka tangani satu per satu
Pemimpin yang paling sering mengalami masalah adalah mereka yang kewalahan akibat besarnya atau banyaknya persoalan mereka, lalu coba-coba mengatasinya. Jika Anda dihadapkan pada banyak persoalan, pastikanlah Anda benar-benar menuntaskan yang sedang Anda atasi sebelum pindah ke persoalan berikutnya.

5. Mereka pantang menyerah
Pemimpin-pemimpin yang efektif memahami prinsip puncak-ke-puncak. Mereka mengambil keputusan-keputusan besar ketika sedang mengalami ayunan positif dalam kepemimpinannya, bukan ketika sedang mengalami masa sulit.

Untuk meningkatkan kemampuan Anda dalam memecahkan persoalan, lakukanlah hal berikut:
• Carilah Masalah.
Jika selama ini Anda menghindari masalah, carilah masalah sekarang. Anda hanya akan lebih baik jika mendapatkan pengalaman dalam mengatasinya. Carilah berbagai macam situasi yang perlu dibereskan, pertimbangkanlah berbagai solusi yang mungkin, lalu bawalah kepada seorang pemimpin yang sudah berpengalaman dalam memecahkan masalah. Akan Anda pelajari dari keputusan-keputusannya bagaimana ia berpikir jika sedang menghadapi kesulitan.

• Kembangkanlah suatu Metode.
Banyak orang yang sulit memecahkan persoalan karena mereka tidak tahu bagaimana caranya. Cobalah proses TEACH berikut:
T : TIME (waktu) - luangkanlah waktu untuk menemukan inti persoalannya.
E : EXPOSURE (pengalaman) - cari tahulah apa yang dilakukan orang lain.
A : ASSISTANCE (bantuan) - suruhlah tim Anda mempelajarinya dari berbagai sudut.
C : CREATIVITY (kreativitas) - mintalah berbagai masukan tentang solusi-solusi yang mungkin.
H : HIT IT (seranglah) - laksanakanlah solusi yang terbaik.

• Kelilingilah Diri Anda dengan Orang-orang yang Pandai Memecahkan Masalah.
Jika Anda bukan seorang pemecah masalah yang baik, ajaklah pemecah masalah kedalam tim Anda. Mereka pasti akan melengkapi kelemahan-kelemahan Anda, dan Anda juga akan belajar dari mereka.


PEMIMPIN DAN KEPERCAYAAN
Orang percaya dulu kepada Sang Pemimpin, baru visinya.
Contohnya adalah Mahatma Gandhi di India. Ia (sebagai person) sangat dipercaya rakyat India. Apa yang ia katakan, dilakukan oleh para pengikutnya. Contohnya adalah ketika ia menghimbau semua orang untuk membakar pakaian-pakaian buatan luar negeri dan mulai mengenakan hanya pakaian buatan dalam negeri, jutaan orang mulai melakukannya.

Sebelum Gandhi memimpin mereka, rakyatnya menggunakan kekerasan untuk mencapai sasaran-sasaran mereka. Selama bertahun-tahun, kerusuhan menentang pemerintahan Inggris sudah biasa. Namun visi Gandhi untuk perubahan di India didasarkan pada ketidaktaatan sipil yang tanpa kekerasan. Ia pernah berkata, "Tanpa kekerasan merupakan kuasa terbesar yang dapat dupergunakan oleh umat manusia. Ini lebih besar daripada senjata yang paling hebat yang dapat diciptakan manusia."

Sang pemimpin menemukan impiannya baru pengikutnya. Pengikut menemukan pemimpinnya baru impiannya. Orang takkan mengikuti tujuannya terlebih dulu. Mereka mengikuti pemimpin yang dapat dipercaya, yang melontarkan tujuan yang layak.

Contoh lainnya terkait kepercayaan adalah Andalah Pesannya. Setiap pesan yang orang terima disaring oleh pembawa pesannya. Jika Anda menganggap seorang pembawa pesan dapat dipercaya, maka Anda percaya bahwa pesannya ada nilainya. Itulah salah satu alasan mengapa para aktor dan atlit banyak digunakan sebagai promotor produk-produk dalam iklan. Orang membeli sepatu Nike karena mereka telah percaya kepada Michael Jordan, belum tentu karena kualitas sepatunya.

Berikut ini merupakan tabel yang memperlihatkan bagaimana reaksi orang terhadap seorang pemimpin serta visinya dalam berbagai keadaan yang berbeda:

PEMIMPIN            +      VISI                    =      HASIL
Jangan percaya         Jangan percaya      Cari Pemimpin Lain
Jangan percaya         Percayalah               Cari Pemimpin Lain
Percayalah                 Jangan percaya       Carilah Visi Lain
Percayalah                 Percayalah                Dukung keduanya

Sebagai seorang pemimpin, Anda takkan mendapatkan nilai apapun jika gagal dalam suatu tujuan yang mulia. Anda takkan mendapatkan kepercayaan karena "benar". Sukses Anda diukur oleh kemampuan Anda untuk benar-benar membawa orang-orang Anda ke tempat yang perlu mereka tuju. Namun Anda dapat melakukannya hanya jika orang-orang Anda terlebih dulu percaya kepada Anda sebagai pemimpin. Itulah realita dari Hukum Kepercayaan.




0 comments:

Post a Comment

+