Berdiri Diam Berarti Mundur : An Introduction

Sudah masuk akhir tahun 2019 saja. Tahun depan teknologi 5G mulai dikomersilkan.

Perusahaan telekomunikasi asal Tiongkok yakni Huawei Technologies Co., Ltd. bahkan sudah merencanakannya sejak beberapa tahun lalu. Meski sempat mengalami tekanan dan hantaman yang begitu keras dari Amerika. Yang merasa lebih berhak untuk menjadi pemain tunggal teknologi 5G. Yang merasa paling berhak untuk memonopoli apapun yang ada di dunia ini.

Hingga sang Chairman pun harus turun gunung. Kembali ke media. Berbicara di depan publik. Padahal selama belasan tahun ia menjaga diri untuk tak bicara di depan publik.

Rasanya memang benar jika kemajuan teknologi tak bakal ada yang bisa membendung. Terbukti Huawei jalan terus dan makin memantapkan segala infrastruktur untuk memuluskan visi besar mereka.

Perusahaan-perusahaan yang basisnya non-digital saat ini mulai melakukan konsolidasi ulang perusahaan. Mereview kembali kondisi organisasinya termasuk implementasi dan langkah strategis perusahaan dalam merealisasikan visi & misi perusahaan.

Disisi lain perkembangan Internet of Things (IoT) makin menemukan pasarnya. Banyak perusahaan mulai melirik teknologi ini dan bahkan sudah dalam tahap realisasi dan harmonisasi dengan lini bisnis yang dijalankan.

Masyarakat dunia pun mulai penasaran. Lebih tepatnya makin tertarik.

Disaat yang sama, banyak perusahaan yang masih ragu-ragu untuk ambil peran dalam gelombang revolusi industri 4.0 saat ini.

Tentu saja ada banyak faktor dan reason dibalik sikap bertahan itu. Tentu pula sikap tersebut diambil dari proses panjang di internal perusahaan yang notabene memiliki sumber daya manusia yang dapat diandalkan.


Namun teknologi dan laju peradaban tak pernah memilih dan memilah. Ia akan menyerang siapa saja. Perusahaan besar, perusahaan kecil, perusahaan raksasa, pun juga perusahaan rintisan (startup). Semua akan terkena dampaknya. (bersambung)

0 comments:

Post a Comment

+