Kata passion memang sudah menjadi mantra. Mau tidak mau, mainstream anak mudah kita saat ini akan terpengaruh dan mungkin juga terinspirasi oleh banyaknya tokoh inspiratif yang mempromosikan kata tersebut. Secara harfiah bisa jadi betul bahwa passion bisa menjadi kunci meraih kesuksesan.
Saya nyatakan sebagai bisa jadi betul karena banyak hal di dunia ini yang terjadi secara kebetulan.
Namun, jika kita bertanya dan coba selidik ke orang-orang generasi terdahulu dimana mereka tidak mendapatkan promosi perihal kata "passion" maka sudah tentu mereka akan menjawab bahwa bukan passion lah kunci mereka meraih kesuksesan.
Misalnya jika bertanya ke Dahlan Iskan yang punya bisnis Jawa Pos Group. Jelas bukan passion jawaban yang akan disampaikannya. Atau ke Ciputra. Apalagi ke keluarga Sampoerna atau Hartono.
Teman-teman saya yang Tionghoa juga kurang begitu menerima jika promosi "passion" dijadikan semacam mantra dan jalan menuju kesuksesan. Di keluarga, mereka diajarkan bahwa untuk meraih kesuksesan adalah harus memiliki mental mandiri, mental yang kuat dan mental pemenang. Yang jika dipecah dapat kita bagi-bagi menjadi beberapa sifat seperti visioner, disiplin, gesit, fokus, dan totalitas. Maka kata "passion" tidak dimasukkan kedalam kamus untuk meraih sukses.
Saya nyatakan bisa jadi betul juga karena definisi terkait sukses itu berbeda-beda untuk setiap kepala. Maka sebenarnya juga tidak masalah jika ada banyak orang yang menjadikan "passion" sebagai landasan untuk meraih sukses yang dibayangkannya.
Namun sebagai pemikiran, maka saya rasa perlu untuk menuliskannya dan mempermasalahkannya.
Hipotesisnya adalah tidak benar bahwa passion adalah kunci meraih sukses. Namun sayang sekali metoda penelitiannya tidak ilmiah dan hanya berbasis subjektifitas. Oleh karenanya, jika Anda tidak setuju dengan hipotesis saya diatas, sebaiknya jangan meneruskan untuk membacanya.
Menurut saya, banyak yang salah kaprah terhadap "passion". Karena dimensi "passion" itu akan membuat Anda sulit untuk naik kelas. Passion membuat Anda terbatas. Ia mengekang Anda. Ia membuat Anda tak sadar telah membangun pagar untuk diri Anda. Sementara ada banyak sekali tanah tak berpenghuni di luar sana yang siap untuk Anda takhlukkan, kalau tak boleh disebut siap untuk Anda jajah.
Maka saya kurang tertarik sejak dulu terhadap siapa saja yang mempromosikan kata "passion" sebagai jalan ninja-nya.
0 comments:
Post a Comment