ASYIK NIH! : BELAJAR MENJADI PEMIMPIN YANG KOMUNIKATIF



ASYIK NIH! : BELAJAR MENJADI PEMIMPIN YANG KOMUNIKATIF



 INDONESIA – Menjadi manusia yang hidup di Bangsa ini, kita setidaknya dihadapkan kepada dua hal yang sering menjadi perbincangan dengan background latar belakang yang berbeda. Kedua hal tersebut adalah rakyat miskin kota dan orang kaya.
Disadari atau tidak, jika menilik dengan memakai sudut pandang umum, dalam artian sudut pandang yang sering dipakai oleh mayoritas kita adalah bahwa rakyat miskin kota sangatlah memprihatinkan. Bagaimana tidak, kehidupan dengan sepetak rumah yang terbuat dari papan dengan beratapkan asbes yang semakin membuat panas, penghasilan yang tak menentu dan dapat langsung habis, atau bentuk lain yang sering kita dapatkan.
Bagaimana dengan pihak yang lain? Yakni orang kaya? Jawabannya tentu kehidupan mereka ibarat langit dan bumi dengan kesenjangan sosialnya yang jauh berbeda. Bagaimana tidak, kehidupan orang kaya hanya mempunyai dua siklus.
Orang kaya setidaknya hanya mempunyai dua siklus yakni produksi dan konsumsi. Mereka (baca: orang kaya) dari hari Senin sampai dengan hari Jum’at bekerja dengan melakukan produksi pendapatan sebanyak-banyaknya, dan pada akhir minggu akan melakukan konsumsi sebanyak-banyaknya. Karena mereka meyakini uang adalah sumber kepuasaan.
Dimasa depan akan ada tiga jenis pekerjaan. Tiga jenis pekerjaan tersebut antara lain adalah pemikir (akademikus), pekerja, dan pebisnis (yakni mereka yang bekerja dan mempekerjakan orang lain).
Lalu, apa hubungan dari rakyat miskin kota, orang kaya dan tiga jenis pekerjaan tersebut dengan kepemimpinan? Bahwasannya seorang pemimpin sejati akan menciptakan banyak followers, bahkan ketika ia meninggal dapat bertambah banyak pengikutnya. Menurut Adlil Umarat yang seorang akitivis dan juga trainer of leadership di beberapa kampus, menjadi pemimpin bagi diri sendiri adalah sulit dan susah. Bahkan paling susah daripada memimpin orang lain. Lebih mudah untuk menyuruh orang lain agar dapat menuruti apa yang diarahkannya.
Pemimpin itu berawal dari keputusan. Jadi pemimpin itu adalah orang yang memutuskan. Kadangkala orang itu tidak berdasarkan pada rasional, tetapi lebih kepada emosional. Itulah salah satu hal yang mempengaruhi dalam hal melakukan komunikasi dengan seseorang. Kita harus bisa memenuhi apa yang mereka (baca: followers) minta, dan juga mampu memahami kondisi emosional mereka.

Ada 5 ciri dari komunikasi yang efektif, antara lain:
  1. Pengirim pesan dan penerima pesan mempunyai persepsi yang sama
  2. Terjadinya hubungan yang hangat atau akrab
  3. Dapat membuat percakapan selanjutnya
  4. Saling mengerti dan memahami
  5. Terbentuk sikap saling bekerjasama

Ada 6 Key Principles dalam melakukan komunikasi, yaitu:
1.      Simplicity
Simple
sama dengan inti plus padat. Seperti kata-kata dalam peribahasa, tidak dapat dikurangi, dipisahkan, apalagi dihilangkan sebagian katanya.
Contohnya adalah peribahasa yang menyatakan bahwa ada gula ada semut. Misalkan kita membuang satu kata saja, maka tentu kita tak akan dapat memahami maksud dari peribahasa tersebut.

2.      Tidak terduga
Hal yang tak terduga, terkadang akan membuat orang yang kita ajak untuk berkomunikasi akan merasa tertarik, karena kita memberikan sesuatu yang baru baginya.

3.      Konkrit
Lawan bicara atau orang yang kita ajak untuk berkomunikasi tidaklah suka untuk mendengarkan hal-hal yang masih tidak jelas.

4.      Emosional
Kita akan lebih mengena dalam melakukan komunikasi dengan orang lain apabila kita lebih memahami kondisi emosional lawan komunikasi yang kita ajak.

5.      Cerita
Akan lebih mudah ditangkap oleh orang lain apabila kita melakukan komunikasi dengan beberapa cara seperti cerita dengan kronologis yang jelas, namun tidak bertele-tele apalagi karangan yang tak real adanya.

Bagaimana? Mungkin banyak versi juga mengenai bagaimana melakukan komunikasi yang baik antara kita dengan orang lain, antara pemimpin dengan para pengikutnya, namun setidaknya hal tersebut cukup untuk terus kita pelajari dan kembangkan guna menjadi pribadi yang dapat bermanfaat untuk orang lain. Dan yang terpenting adalah ketika nanti kita menjadi seorang pemimpin, mulai dari yang kecil sampai yang besar seperti memimpin daerah atau bahkan Negara, maka kewajiban kita untuk dapat berkomunikasi dengan baik agar dapat mengerti dan memahami apa yang sebenarnya rakyat inginkan menuju Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.


0 comments:

Post a Comment

+