Kepemimpinan dan Transformasi Bisnis Pasca Pandemi Covid-19

Pendahuluan

Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak bisnis menjadi terganggu. Bahkan berhenti. Konsep bekerja dari rumah (Work From Home a.k.a WFH) menjadi populer akhir-akhir ini. Dan menjadi pilihan yang harus diambil oleh banyak pemimpin bisnis.

Kondisi saat ini tentu sangat buruk bagi hampir semua jenis bisnis. Namun pemimpin bisnis yang tangguh tak kan menganggap kondisi saat ini sebagai sebuah kutukan bisnis yang harus dikecewakan apalagi diratapi. Dalam kondisi seperti saat inilah para pemimpin bisnis bisa lebih berfokus memanfaatkan kemampuan otaknya. Mencari jalan terbaik bagaimana bisnis bisa survive (untuk saat ini) dan melejit ketika kondisi mulai normal kembali.

Jalannya perusahaan sebagaimana Business as Usual menjadi tak relevan. Kreativitas para pemangku kebijakan dalam perusahaan nyaris diuji. Jika proses bisnis masih menggunakan cara lama, meski konsep WFH diterapkan dan era internet mendukung, kondisi bisnis bisa diperkirakan akan mengalami kemunduran yang nyata. 

Dalam setiap krisis selalu lahir pemimpin yang hebat. Maka dalam situasi sulit saat ini setiap leader dalam perusahaan harus memaknainya sebagai sebuah proses seleksi alam untuk bisa memunculkan idea-idea yang bisa membuat perusahaan tetap mengalami kemajuan (growth) atau setidaknya bisa bertahan (survive).


Nilai-nilai seperti inisiatif; kreatif; dan inovatif harus menjadi pusat perhatian para top eksekutif. Tentu tanpa menyebabkan kondisi para karyawan menjadi down baik fisik maupun psikisnya. Karena dapat berdampak ke imunitas tubuh masing-masing personal karyawan. Semuanya harus dalam kondisi yang menyenangkan. Termasuk para pengambil keputusan.

Apa yang Bisa Dilakukan?
Pivot menjadi salah satu cara yang akhirnya ditempuh oleh beberapa Perusahaan. Entah karena terpaksa, atau karena dipaksa. Misalnya: pabrikan sepatu asal Amerika yang terkenal dengan merek New Balance yang membuat masker; atau pabrikan tekstil di Jawa Tengah yang membuat Alat Pelindung Diri (APD), atau beberapa hotel swasta yang menyulap kamarnya sebagai tempat karantina mandiri, dan masih banyak lagi.

Pandemi Covid-19 ini bukan hanya menyerang satu-dua jenis bisnis. Namun menyerang hampir semua bisnis. Absennya pemimpin perusahaan di lapangan dikarenakan aturan untuk social distancing memang bisa menjadi penyebab irama perusahaan menjadi turun. Apalagi jika selama bisnis berjalan, nuansa kerja perusahaan kental dengan konsep konservatisme atau cara kerja lama.

Sejauh yang penulis pahami, selama nilai-nilai perusahaan dipegang teguh oleh masing-masing stake holder (terutama internal) perusahaan, maka laju kapal masih bisa dipertahankan meski berat.

Dari pandemi Covid-19 yang meluas ini kita belajar bahwa apa yang sudah kita bangun ternyata bisa rentan sekali terkena serangan dari luar yang bahkan tak pernah menjadi perhatian sebelumnya. Oleh karenanya, topik post-pandemic menjadi satu bahasan tersendiri yang menarik untuk didiskusikan. Dan dijadikan evaluasi-resolusi kongkrit yang bisa diterapkan saat atau setelah Pandemi Covid-19 berakhir.




0 comments:

Post a Comment

+